(Foto : Mahasiswa beserta dosen pendamping usai kegiatan presentasi)
Senin, 25 Agustus 2025, bertempat di Ruang Pertemuan Kahuripan Dinkes Kabupaten Kediri menggelar Sosialisasi Rencana Kontingensi Kesiapsiagaan Bencana. Kegiatan ini fokus pada upaya meningkatkan kesiapan tenaga kesehatan dan stakeholder terkait dalam menghadapi potensi bencana, khususnya letusan gunung berapi yang rawan terjadi di wilayah Kediri.
Menariknya, Mahasiswa Program Studi Profesi Bidan STIKes Karya Husada Kediri menjadi satu-satunya perwakilan mahasiswa yang berkesempatan memaparkan hasil praktik kerja lapangan mereka. Bertempat di Desa Ngancar, mahasiswa melaksanakan praktik siaga bencana dengan menyusun rencana kontingensi yang kemudian dipresentasikan dalam forum resmi tersebut.
Acara ini dihadiri berbagai pihak, mulai dari jajaran Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri, Camat dan staf bidang kebencanaan Kecamatan Ngancar, Kepala Puskesmas se-Kabupaten Kediri, hingga Pimpinan Perguruan Tinggi Kesehatan, termasuk Universitas Strada Indonesia, Polkesma Kediri, IIK Bhakti Wiyata, dan STIKes Pamenang.
(Foto : Suasana tamu undangan di ruang pertemuan Dinas Kesehatan Kab.Kediri)
Presentasi mahasiswa Profesi Bidan STIKes Karya Husada Kediri mencakup sejumlah aspek penting, antara lain jalur evakuasi, titik kumpul aman, pemetaan wilayah rawan bencana, manajemen logistik, identifikasi risiko bencana, hingga langkah cepat tenaga kesehatan saat darurat termasuk persiapan disaster kit.
Suasana forum berlangsung dinamis dan interaktif, di mana peserta berdiskusi tentang peran masing-masing sektor, mulai dari tenaga medis hingga aparat lapangan, dalam memberikan pelayanan kesehatan di situasi darurat.
(Foto : Pemaparan materi oleh mahasiswa Profesi Bidan STIKES Karya Husada Kediri)
Dinas Kesehatan memberikan apresiasi atas kontribusi mahasiswa dalam memperkuat kesiapsiagaan bencana di tingkat desa. Hasil kajian tersebut bahkan didorong untuk dijadikan rujukan dalam penyusunan rencana kontingensi yang lebih komprehensif serta direplikasi di desa-desa rawan bencana lainnya. Dalam sambutannya, perwakilan Dinas Kesehatan menegaskan bahwa kesiapsiagaan bencana bukan hanya tanggung jawab pemerintah, melainkan membutuhkan dukungan lintas sektor. “Dengan koordinasi yang baik, kita bisa meminimalkan dampak bencana terhadap kesehatan masyarakat, terutama perempuan dan anak-anak,” ujarnya.
Melalui kegiatan ini, mahasiswa tidak hanya memperoleh pengalaman lapangan, tetapi juga mampu memberi dampak nyata dalam peningkatan ketahanan masyarakat terhadap bencana, khususnya pada aspek kesehatan ibu, anak, dan reproduksi.